iklan

Buah Kepel (Stelechocarpus burahol) Kegemaran Putri Keraton

Kepel adalah nama pohon dan buah yang mempunyai nama ilmiah Stelechocarpus burahol. Tumbuhan penghasil buah yang menjadi kegemaran para putri keraton Jawa sejak jaman dulu ini kini termasuk salah satu tanaman langka di Indonesia. Pohon Kepel yang dipercaya mempunyai nilai filosofi adhiluhung ini merupakan flora identitas provinsi Daerah Istimewa Jogyakarta.
Pohon Kepel (Stelechocarpus burahol) di beberapa daerah di Indonesia dikenal juga sebagai buah dan pohon kecindul, cindul, simpol, burahol, dan turalak. Dalam bahasa Inggris tumbuhan langka ini dikela sebagai Kepel Aple. Sedangkan dalam bahasa latin (ilmiah) disebut Stelechocarpus burahol.
Pohon Kepel menjadi kegemaran para putri keraton di Jawa selain lantaran memiliki nilai filosofi sebagai perlambang kesatuan dan keutuhan mental dan fisik, buah kepel juga dipercaya mempunyai berbagai khasiat dibidang kecantikan. Buah Kepel telah menjadi deodoran (penghilang bau badan) bagi para putri keraton. Sayang justru karena itu masyarakat jelata tidak berani menanam pohon ini sehingga menjadi langka.
Ciri-ciri Kepel. Pohon Kepel (Stelechocarpus burahol) mempunyai tinggi hingga 25 m dengan diameter batang mencapai 40 cm. Pada kulit batangnya terdapat benjolan-benjolan. Benjolan-benjolan ini merupakan bekas tempat bunga dan buah karena bunga dan buah kepel memang muncul di batang pohon bukannya di pucuk ranting atau dahan.
Daun Kepel tunggal, lonjong meruncing dengan panjang antara 12 – 27 cm dan lebar 5 – 9 cm. Warna daun Kepel hijau gelap. Bunga berkelamin tunggal, harum. Bunga jantan terdapat pada batang bagian atas atau cabang yang tua bergerombol antara 8 sampai 16. Sedangkan bunga betina hanya terdapat pada batang bagian bawah.
Pohon kepel (Stelechocarpus burahol)
Buah Kepel tumbuh memenuhi batang pohonnya. Bentuk buah Kepel bulat lonjong dengan bagian pangkal agak meruncing. Warna buah Kepel (Stelechocarpus burahol) coklat agak keabu-abuan, dan ketika sudah tua akan berubah menjadi coklat tua. Daging buah berwarna agak kekuningan sampai kecoklatan membungkus biji yang berukuran cukup besar. Rasa buah Kepel manis.
Habitat dan Persebaran. Pohon Kepel atau Burahol tersebar di kawasan Asia Tenggara mulai dari Malaysia, Indonesia hingga Kepulauan Solomon bahkan Australia. Di Indonesia, terutama di Jawa, Pohon Kepel mulai jarang dan langka.
Pohon Kepel dapat tumbuh di habitat yang berupa hutan sekunder yang terdapat di dataran rendah hingga ketinggian 600 mdpl.
Konservasi Pohon Kepel. Pohon Kepel (Stelechocarpus burahol) menjadi salah satu pohon yang langka. Kelangkaan tanaman ini lebih disebabkan oleh adanya anggapan pohon ini sebagai pohon keraton yang hanya pantas di tanam di istana. Rakyat jelata, khususnya masyarakat Jawa akan merasa takut mendapatkan tuah (kuwalat) jika menanam pohon ini.
Selain itu, sebagian masyarakat juga merasa buah ini malas untuk membudidayakannya. Meskipun memiliki rasa yang manis tetapi sebagian besar isi buah dipenuhi biji sehingga mengurangi minat orang untuk membudidayakannya.
Kini, pohon langka ini masih dapat ditemui di kawasan keraton Yogyakarta, TMII, Taman Kiai Langgeng Magelang, dan Kebun Raya Bogor.
Filosofi dan Manfaat Kepel. Buah Kepel (Stelechocarpus burahol) yang buahnya seukuran kepalan tangan orang dewasa mempunyai filosofi sebagai perlambang kesatuan dan keutuhan mental dan fisik karena seperti tangan yang terkepal.
Buah Kepel sejak zaman dahulu telah dipergunakan oleh para putri keraton sebagai penghilang bau badan dan pewangi badan. Selain itu juga dipercaya sebagai salah satu sarana kontrasepsi sebagai sterilitas wanita (KB).
Daging buah kepel dipercaya mempunyai khasiat memperlancar air kencing, mencegah inflamasi ginjal. Kayu pohon Kepel (Stelechocarpus burahol) dapat digunakan sebagai bahan industri atau bahan perabot rumah tangga  dan bahan bangunan yang tahan lebih dari 50 tahun. Daun kepel bisa juga dimanfaatkan untuk mengatasi asam urat. Lalap daun kepel mampu menurunkan kadar kolesterol.
Sebuah ironi, pohon Kepel yang sarat filosofi dan manfaat lagi digemari oleh para putri keraton justru pohon tersebut menjadi langka dan terancam punah lantaran rakyat jelata takut kuwalat jika ikut menanamnya. Adakah ini menyiratkan kepada kita bahwa kita tidak boleh terlalu menggantungkan asa pada para penguasa. Kitalah, segenap rakyat yang bisa menentukan lestari tidaknya alam ini termasuk pohon Kepel, pohon Burahol.
Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Plantae. Filum: Magnoliophyta. Kelas: Magnoliopsida. Ordo: Fabales. Famili: Annonaceae. Genus: Stelechocarpus. Spesies: Stelechocarpus burahol.
Referensi: http://www.proseanet.org; http://www.iwf.or.id; Gambar: http://www.iwf.or.id;

Jenis-jenis Palem (Arecaceae) Di Indonesia #2


Jenis-jenis Palem (Arecaceae) Di Indonesia #2
Suku (famili) Arecaceae atau biasa disebut sebagai kelompok tumbuhan pinang-pinangan atau palem banyak jenisnya yang tumbuh di Indonesia.
Suku (famili) Arecaceae terdiri atas puluhan genus dan ratusan spesies (jenis). Dalam artikel terdahulu telah saya sampaikan jenis-jenis yang umumnya dapat ditemui di Indonesia antara lain Enau atau Aren (Arenga pinata); Gebang (Corypha utan); Kelapa (Cocos nucifera); Kelapa Sawit (Elaeis guineensis dan Elaeis oleifera); Nibung(Oncosperma tigillarium); Nipah (Nypa fruticans); dan Rotan (Calamus rottan).
Kali ini akan saya sampaikan jenis-jenis dari famili Arecaceae lainnya yang juga umum didapati di Indonesia yaitu; Salak (Salacca zalacca); Sagu atau Rumbia (Metroxylon sago); Siwalan atau Lontar (Borassus flabellifer); Palem Merah atau Pinang Merah(Cyrtostachys renda dan Areca vestiaria); Palem Raja (Roystonea regia); Palem Botol (Hyophorbe lagenicaulis); dan Pinang (Areca catechu).

Salak (Salacca zalacca)

Saladalam bahasa inggris disebut snake fruit dan dalam bahasa ilmiah disebut Salacca zalacca merupakan tanaman berbentuk perdu atau hampir tidak berbatang, berduri banyak, melata dan beranak banyak, tumbuh menjadi rumpun yang rapat dan kuat.
Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Plantae; Divisi: Magnoliophyta; Kelas: Liliopsida; Ordo:Arecales; Famili: Arecaceae; Genus: Salacca; Spesies: Salacca zalacca

Sagu atau Rumbia (Metroxylon sago)

Sagu atau disebut juga Rumbia dalam bahasa ilmiah disebutMetroxylon sago sedangkan dalam bahasa inggris disebut Sago Palmmerupakan tanaman penghasil sagu. Jenis pinang-pinangan ini tumbuh merumpun dengan akar rimpang yang panjang dan bercabang yang menjulur di permukaan tanah. Tumbuhan ini diperkirakan berasal dari Papua atau Maluku
Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Plantae; Divisi: Magnoliophyta; Kelas:Liliopsida; Ordo: Arecales; Famili: Arecaceae; Genus: Metroxylon; Spesies: Metroxylon saguSinonim: Metroxylon rumphi; M. squarrosum

Siwalan atau Lontar (Borassus flabellifer)

Siwalan (juga dikenal dengan nama pohonlontar atau tal) merupakan tumbuhan identitas Sulawesi Selatan.
Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Plantae; Divisi: Magnoliophyta; Kelas:Liliopsida; Ordo: Arecales; Famili: Arecaceae; Genus: Borassus; Spesies: Borassus flabellifer

Palem Kuning (Chrysalidocarpus lutescens)

Palem Kuning (Chrysalidocarpus lutescens) merupakan jenis palem yang populer sebagai tanaman hias. Diperkirakan tanaman ini berasal dari Madagaskar. Meski dapat tumbuh hingga setinggi 6 meter tapi rata-rata hanya setinggi 3 meter.
Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Plantae; Divisi: Magnoliophyta; Kelas:Liliopsida; Ordo: Arecales; Famili: Arecaceae; Genus:Chrysalidocarpus; Spesies: Chrysalidocarpus lutescens

Palem Merah atau Pinang Merah (Cyrtostachys renda danAreca vestiaria)

Sedikitnya (yang saya tahu) ada dua spesies berbeda yang dianggap sebagai Palem Merah atau Pinang Merah. Kedua-duanya merupakan jenis palem yang populer sebagai tanaman hias.
Pertama; Cyrtostachys renda yang merupakan flora identitas provinsi Jambi dan mulai terancam kepunahan.
Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Plantae; Divisi: Magnoliophyta; Kelas:Liliopsida; Ordo: Arecales; Famili: Arecaceae; Genus: Cyrtostachys; Spesies: Cyrtostachys renda. Sinonim: Cyrtostachys lakka
Kedua; Areca vestiaria yang berasal dari Sulawesi Utara dan Maluku Utara. Palem ini disebut juga pinang monyet atau yaki
Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Plantae; Divisi: Magnoliophyta; Kelas:Liliopsida; Ordo: Arecales; Famili: Arecaceae; Genus: Areca; Spesies: Areca vestiaria

Palem Raja (Roystonea regia)

Palem raja adalah sekelompok palem yang dikelompokkan dalam genus Roystonea. Palem Raja yang diperkirakan berasal dari Karibia dan Amerika sedikitnya terdiri atas 10 spesies. Salah satu spesies yang umum di Indonesia adalah Roystonea regia.
Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Plantae; Divisi: Magnoliophyta; Kelas:Liliopsida; Ordo: Arecales; Famili: Arecaceae; Genus:Roystonea;Spesies: (salah satunya) Roystonea regia

Palem Botol (Hyophorbe lagenicaulis)

Palem Botol (Hyophorbe lagenicaulis) merupakan jenis palem yang populer sebagai tanaman hias. Dalam bahasa inggris disebutBottle Palm atau Palmiste Gargoulette. Palem jenis ini diperkirakan berasal dari Round Island, Mauritius.
Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Plantae; Divisi: Magnoliophyta; Kelas: Liliopsida; Ordo: Arecales; Famili: Arecaceae; Genus: Hyophorbe; Spesies:Hyophorbe lagenicaulis

Pinang (Areca catechu)

Pinang dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Betel palm atau Betel nut tree, dan nama ilmiahnya adalah Areca catechu. Pinang mempunyai batang lurus langsing, dapat mencapai ketinggian 25 m dengan diameter 15 cm. Batang ini kerap diperjual belikan, menjelang perayaan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus, sebagai sarana untuk lomba panjat pinang.
Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Plantae; Divisi: Magnoliophyta; Kelas:Liliopsida; Ordo: Arecales; Famili: Arecaceae; Genus: Areca; Spesies:Areca catechu
Beberapa jenis palem (famili Arecaceae) tersebut baru sedikit dari  keseluruhan spesies palem (pinang-pinangan) yang terdapat di Indonesia. So, diantara jenis-jenis palem tersebut manakah yang sobat kenal atau bahkan sobat tanam di sekitar rumah?
Dari berbagai sumber. Gambar: wikipedia.

Jenis-jenis Spesies Anggrek Langka yang Dilindungi


Jenis-jenis Spesies Anggrek Langka yang Dilindungi


Jenis-jenis Spesies anggrek langka yang dilindungi di Indonesia. Terdapat 29 spesies anggrek langka yang dilindungi di Indonesia berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Tumbuhan dan Satwa.
Indonesia merupakan negara dengan tingkat kekayaan plasma nutfah anggrek terbesar kedua setelah Brasil. Dari sekitar 26.000 spesies anggrek di seluruh dunia, sekitar 5.000 hingga 6.000 jenis diantaranya terdapat di Indonesia. Dan tidak sedikit diantaran macam spesies anggrek itu yang merpakan jenis-jenis anggrek endemik Indonesia.
Anggrek kebutan (Ascocentrum miniatum) yang dilindungi di Indonesia
Bahkan hingga kini, jumlah spesies anggrek di Indonesia semakin bertambah dengan terus ditemukannya spesies-spesies baru. Awal 2010 silam, LIPI menemukan beberapa jenis spesies anggrek baru di Kalimantan. Spesies itu antara lain Dendrobium kelamense D.Metusala, P.O Byrne dan J.J.Wood. sebagaimana telah dipublikasikan di jurnal internasional Malesian Orchid Journal edisi Maret 2010.
Namun kekayaan plasma nutfah anggrek di Indonesia semakin hari semakin terancam. Banyak spesies anggrek yang semakin langka bahkan disinyalir punah di Indonesia. Semakin langkanya, bahkan musnah beberapa jenis anggrek diakibatkan oleh malaknya pembalakan liar, kebakaran hutan dan aksi perburuan oleh para penggemar anggrek yang tidak memperhatikan aspek pelestarian di alam aslinya.
Daftar anggrek langka yang dilindungi. Berikut adalah daftar ke-29 jenis anggrek langka yang dilindungi di Indonesia.
  • Ascocentrum miniatum (Anggrek kebutan)
  • Coelogyne pandurata (Anggrek hitam)
  • Corybas fornicatus (Anggrek koribas)
  • Cymbidium hartinahianum (Anggrek hartinah)
  • Dendrobium catinecloesum (Anggrek karawai)
  • Dendrobium d’albertisii (Anggrek albert)
  • Dendrobium lasianthera (Anggrek stuberi)
  • Dendrobium macrophyllum (Anggrek jamrud)
  • Dendrobium ostrinoglossum (Anggrek karawai)
  • Dendrobium phalaenopsis (Anggrek larat)
  • Grammatophyllum papuanum (Anggrek raksasa Irian)
  • Grammatophyllum speciosum (Anggrek tebu)
  • Macodes petola (Anggrek ki aksara)
  • Paphiopedilum chamberlainianum (Anggrek kasut kumis)
  • Paphiopedilum glaucophyllum (Anggrek kasut berbulu)
  • Paphiopedilum praestans (Anggrek kasut pita)
  • Paraphalaenopsis denevei (Anggrek bulan bintang)
  • Paraphalaenopsis laycockii (Anggrek bulan Kaliman Tengah)
  • Paraphalaenopsis serpentilingua (Anggrek bulan Kaliman Barat)
  • Phalaenopsis amboinensis (Anggrek bulan Ambon)
  • Phalaenopsis gigantea (Anggrek bulan raksasa)
  • Phalaenopsis sumatrana (Anggrek bulan Sumatera)
  • Phalaenopsis violacose (Anggrek kelip)
  • Renanthera matutina (Anggrek jingga)
  • Spathoglottis zurea (Anggrek sendok)
  • Vanda celebica (Vanda mungil Minahasa)
  • Vanda hookeriana (Vanda pensil)
  • Vanda pumila (Vanda mini)
  • Vanda sumatrana (Vanda Sumatera)
    Anggrek bulan bintang (Paraphalaenopsis denevii)
    Daftar jenis anggrek yang langka dan dilindungi di Indonesia seharusnya lebih panjang dari sekedar 29 spesies saja. Namun, semoga dengan daftar ini kita makin tergerak untuk ikut melestarikan kekayaan keanekaragaman hayati yang kita punya. Jangan spesies-spesies anggrek itu punah. Apalagi punah sebelum sempat kita kenal.
    Referensi:

    Buah Namnam atau Kopi Anjing nan Eksotis


    Buah Namnam atau Kopi Anjing nan Eksotis


    Buah namnam atau kopi anjing atau sawo pancukan memang eksotis. Seperti buah kepel, pohon bernama latin Cynometra cauliflora ini buahnya terdapat di batangnya. Jadi jangan berharap bisa memanjatnya ketika ingin memetik buah namnam ini.
    Eksotis melihat buah namnam (kopi anjing) yang coklat kekuningan berkerut-kerut (keriput) berpadu dengan bunganya yang merah jambu pucat atau putih bermunculan di batangnya yang berwarna coklat pula.
    Daun pohon namnam (Cynometra cauliflora)
    Daun pohon namnam (Cynometra cauliflora)
    Pohon penghasil buah berasa masam ini secara umum dikenal sebagai namnam. Dalam beberapabahasa daerah dikenal juga sebagai namu-namu(Manado dan Maluku), namo-namo (Ternate),namet (Halmahera), namute, lamute, lamuta, klamute (Maluku bagian tengah), arepa (Bugis), dan puti anjeng (Makasar).
    Di Sunda buah namnam dikenal sebagai pukih. Juga sebagai kopi anjingnamnam (Sunda, Jawa, dan Madura), puci anggi (Bima), kuwanjo (Bali),aloma (Seram), dan kfamute (Buru). Dalam bahasa ilmiah (latin) tumbuhan ini disebutCynometra cauliflora.
    Diskripsi Namnam. Pohon namnam mempunyai tinggi antara 3-10 meter. Batangnya tegak, bulat, berwarna abu-abu kecoklatan, dan berbonggol-bonggol.
    Daun namnam atau kopi anjing majemuk dengan sepasang anak daun berbentuk lonjong dengan panjang antara 5-15 cm. Daun berwarna putih atau merah jambu terang ketika masih muda dan berubah menjadi hijau tua mengkilat ketika tua.
    Buah namnam (kopi anjing) yang eksotis
    Buah namnam (kopi anjing) yang eksotis
    Bunga kopi anjing majemuk yang tumbuh di batabg dan cabang. Buahnya berbentuk polong dengan daging yang tebal. Bentuk buah lonjong berwarna coklat atau kekuningan dengan permukaan yang kasar dan keriput. Buah namnam berukuran antara 3-9 cm dengan ketebalan antara 2-6 cm. Saat masak buah berasa asam agak manis. Di dalam buah namnam terdapat sebutir biji berbentuk pipih.
    Meskipun belum diketahui dengan pasti asal usulnya namun sejumlah pihak menyakini pohon namnam merupakan tumbuhan asli Indonesia. Namnam diketahui ditanam di hampir seluruh wilayah di Indonesia, Asia Tenggara, dan India.
    Manfaat Buah Namnam. Pohon namnam banyak ditanam sebagai penghias halaman. Buahnya dapat dimakan langsung atau dijadikan bahan rujak, asinan atau manisan. Buahnya juga dapat digunakan campuran sambal.
    Beberapa bagian tanaman namnam atau kopi anjing (Cynometra cauliflora) ternyata mempunyai manfaat sebagai obat herbal. Rebusan daun muda pohon eksotis ini berkhasiat menringankan gejala mencret atau diare. Rebusan daun namnam juga dapat digunakan untuk melancarkan air seni dan mengobati penyakit kencing batu.
    Pohon unik dan eksotis benama namnam ini pulalah yang ditanam mantan Presiden RI, Soeharto di Taman Mini Indonesia Indah saat perayaan 50 Tahun Konferensi Asia Afrika di tahun 2005 silam.
    Rasanya pasti akan nikmat sekali jika mengadakan kopdar blogger di dekat pohon namnam sembari ngerujak buahnya bareng-bareng. Siapa, mau?
    Klasifikasi Ilmiah: Kerajaan: Plantae; Divisi: Magnoliophyta; Kelas: Magnoliopsida; Ordo: Fabales; Famili: Fabaceae; Genus: Cynometra; Spesies: Cynometra cauliflora. Nama Indonesia: Namnam, kopi anjing.
    Referensi dan gambar: id.wikipedia.org/wiki/Namnam
    sumber : http://alamendah.wordpress.com/2010/12/13/buah-namnam-atau-kopi-anjing-nan-eksotis/

    Pohon dan Buah Ceremai dan Aneka Manfaat


    Pohon dan Buah Ceremai dan Aneka Manfaat


    Pohon ceremai merupakan pohon dengan nama buah yang sama. Pohon ceremai yang menghasilkan buah berasa masam (asam) seperti belimbing wuluh ini ternyata memiliki aneka manfaat khususnya sebagai tumbuhan obat-obatan (herbal).
    Ceremai, cerme atau cereme dalam nama ilmiah (latin) disebut Phyllanthus acidus (L.) Skeellsyang bersinonim dengan Phyllanthus acidus Müll.Arg., P. cicha, Cicca disticha, C. Acida Merr., C. nodiflora dan Averrhoa acida.
    Ceremai (Phyllanthus acidus) dengan aneka manfaat
    Dalam beberapa bahasa daerah di Indonesia, ceremai dikenal juga dengan sebutan ceremoi(Aceh), cerme (Gayo), ceremai (Melayu), camin-camin (Minangkabau), ceremecermei (Sunda dan Jawa), carmencermen (Bali), careme(Madura), sarume (Bima), lumpias aoyok, tili(Gorontalo), lombituko bulaano (Buol), caramele(Makasar, Bugis), ceremin (Ternate), selemele,selumelek (Rote), salmelecermele (Timor).
    Sedangkan beberapa negara lain, ceremai dikenal sebagai chemai (Malaysia), karmay (Filipina), Mayon (Thailand). Sedang dalam bahasa Inggris ceremai (Phyllanthus acidus) sering disebut Otaheite gooseberry, dan Malay gooseberry.
    Ciri dan Persebaran Ceremei. Tumbuhan ceremei yang mempunyai aneka manfat ini berbentuk pohon berumur panjang namun berbatang kecil dengan ketinggian mencapai 10 m. Percabangannya rendah dan jarang. Sepintas, pohon ceremei (Phyllanthus acidus) mirip dengan pohon belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi).
    Daun ceremai tunggal dengan tangkai pendek yang tersusun di rantingnya seperti daun majemuk menyirip. Daun ceremei berwarna hijau muda bentuk bulat telur dengan panjang 2 – 7 cm dan lebar 1,5 – 2 cm.
    Perbungaan ceremei berupa tandan yang keluar pada cabangnya dengan kelopak berbentuk bintang. Buahnya buah batu berbentuk bulat pipih bermarna kuning keputihan dengan berdiameter hingga 2,5 cm. Daging buah keputihan, berair, dan berasa masam.
    Ceremei diperkirakan berasal dari Madagaskar dan telah tersebar ke berbagai wilayah termasuk Asia Tenggara (termasuk Indonesia), kepulauan Mauritius (Samudera Hindia), Guam dan Hawaii (Samudera Pasifik). Ceremei juga tersebar hingga ke Amerika Tengah dan Selatan.
    Pohon ceremei (Phyllanthus acidus) dapat tumbuh di daerah tropik dan subtropik. Pohon yang memiliki aneka manfaat ini menyukai tempat yang lembab sampai ketinggian sekitar 1.000 m dpl. Ceremei dapat dibiakkan melalui biji atau stek.
    Aneka Manfaat Ceremei. Ceremei dapat dimakan segar dengan dicampur gula, garam atau dirujak. Cerme juga kerap dibuat manisan, direbus (disetup) atau dibuat minuman penyegar. Daun mudanya dapat digunakan sebagai lalap.
    Selain itu ceremei memiliki aneka manfaat sebagai tanaman herbal (obat tradisional). Menurut dr. Setiawan Dalimartha dalam buku Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid I, beberapa khasiat ceremei antara lain untuk mengobati kanker, melangsingkan tubuh, mengobati asma, dan mengobati sembelit.
    Untuk mengobati kanker, rebuslah 1/4 genggam daun ceremai muda, 1/3 genggam daun belimbing, 1/2 jari bidara upas, 1/2 jari gadung cina dan 3 jari gula enau dengan 3 gelas air hingga tersisa sekitar 3/4nya. Setelah dingin saring dan minum 3 kali sehari masing – masing 3/4 gelas.
    Sedangkan jika ingin melangsingkan tubuh, caranya, rebus beberapa daun ceremai secukupnya dengan air secukupnya pula, kemudian minum air rebusan tersebut. Namun jangan mengkonsumsi dalam jangka waktu yang lama karena efek dari kandungan daun ceremai bekerja sangat kuat. Jadi sesekali saja.
    Ceremei juga dapat mengobati asma, yaitu dengan cara, tumbuk 6 buah biji ceremai, 2 butir bawang merah, 1/4 genggam akar kara, 8 butir buah lengkeng , kemudian rebus dengan 2 gelas air hingga tersisa sekitar 11/2 gelas. Setelah dingin saring dan minum 2 kali sehari masing – masing 3/4 gelas.
    Manfaat lain adalah untuk mengobati Sembelit. Caranya, giling halus 3/4 sendok teh biji ceremai, kemudian seduh dengan 1/2 cangkir air hangat dan tambahkan 1 sendok makan madu. Aduk sampai rata dan minum sekaligus, lakukan 2 kali sehari.
    Sedikit manfaat dari pohon, daun, dan buah ceremei yang selain bermanfaat menambah pengetahuan herbal kita semoga makin menumbuhkan kecintaan dan kepedulian kita terhadap aneka flora yang terdapat di sekitar kita. Berbagai tumbukan, termasuk ceremei (Phyllanthus acidus) saja yang memiliki aneka manfaat.
    Klasifikasi Ilmiah: Kerajaan: Plantae; Divisi: Magnoliophyta; Kelas: Magnoliopsida; Ordo: Malpighiales; Famili: Phyllanthaceae; Ordo: Phyllantheae; Genus: Phyllanthus; Spesies: Phyllanthus acidus. Sinonim (lihat artikel).
    Nama ilmiah (Latin): Phyllanthus acidus; Nama Indonesia: Ceremei, cereme, cerme
    Referensi:

    Pohon Tengkawang Berbuah 7 Tahun Sekali


    Pohon Tengkawang Berbuah 7 Tahun Sekali


    Pohon Tengkawang, ayo siapa yang pernah mendengarnya?. Tengkawang (Shorea spp.) adalah nama buah dan pohon dari genusShorea yang buahnya menghasilkan minyak nabati. Pohon Tengkawang hanya terdapat di pulau Kalimantan dan sebagian kecil Sumatera. Dalam bahasa Inggris, flora (tanaman) langka ini dikenal sebagai Illepe Nut atau Borneo Tallow Nut. Pohon yang terdiri atas belasan spesies (13 diantaranya dilindungi dari kepunahan) ini menjadi maskot (flora identitas) provinsi Kalimantan Barat.
    Pohon Tengkawang yang termasuk dalam golongan kayu kelas tiga (umumnya digolongkan sebagai Meranti Merah) mempunyai ciri-ciri khas dengan pohon yang tinggi besar, mempunyai banyak cabang dan berdaun rimbun. Uniknya tanaman ini tidak tiap tahun berbuah. Tumbuhan ini hanya berbuah sekali dalam periode antara 3-7 tahun yang terjadi sekitar bulan Juni – Agustus.
    Mungkin lantaran masa berbuahnya yang tidak setiap tahun inilah yang menyebabkan orang jarang yang membudidayakan tumbuhan ini. Pohon Tengkawang yang menjadi maskot Kalimantan Barat ini hampir seluruhnya hidup liar di hutan-hutan.  Bahkan di hutanpun mulai terancam kepunahan.
    Buah Tengkawang menghasilkan minyak lemak yang berharga tinggi. Minyak Tengkawang dihasilkan dari biji Tengkawang yang telah dijemur hingga kering kemudian ditumbuk dan diperas hingga keluar minyaknya.
    Biji TengkawangSecara tradisional, minyak Tengkawang digunakan untuk memasak, penyedap masakan dan untuk ramuan obat-obatan. Dalam dunia industri, minyak tengkawang digunakan sebagai bahan pengganti lemak coklat, bahan farmasi dan kosmetika. Pada masa lalu tengkawang juga dipakai dalam pembuatan lilin, sabun, margarin, pelumas dan sebagainya. Minyak tengkawang juga dikenal sebagai green butter.
    Ada belasan jenis pohon Tengkawang, di antaranya:
    • Shorea stenoptera, Tengkawang Tungkul
    • Shorea mecystopteryx, Tengkawang Layar
    • Shorea pinanga, Tengkawang Rambai
    • Shorea semiris, Tengkawang Terendak
    • Shorea beccariana, Tengkawang Tengkal
    • Shorea micrantha, Tengkabang Bungkus
    • Shorea palembanica, Tengkawang Majau
    • Shorea lepidota, Tengkawang Gunung
    • Shorea singkawang, Sengkawang Pinang
    • Shorea stenopten,
    • Shorea compressa
    • Shorea gysberstiana,
    • Shorea martiana,
    13 (tiga belas) spesies Tengkawang tersebut dilindungi dari kepunahan berdasarkan PP Nomor 7 Tahun 1999. Selain ketiga belas jenis tersebut masih terdapat beberapa spesies lain, diantaranya:
    • Shorea amplexicaulis, Tengkawang Mege
    • Shorea fallax , Tengkabang Layar
    • Shorea havilandii, Selangan Batu Pinang, Tengkawang Ayer
    • Shorea macrophylla, Tengkawang Hantelok
    • Shorea scaberrima, Tengkawang Kijang
    • Shorea splendida, Tengkawang Bani
    • Shorea sumatrana, Kedawang, Tengkawang Batu
    Akhir-akhir ini pohon Tengkawan semakin langka karena banyak yang ditebang untuk dipergunakan sebagai bahan bangunan. Selain itu kayu pohon ini banyak yang dijual dengan harga antara Rp. 300.000 hingga Rp. 600.000 per meter kubik. Mungkin lantaran periode berbuahnya yang lama, antara 3-7 tahun sekali, meskipun minyak Tengkawang yang dihasilkan dati flora maskot Kalimantan Barat ini mempunyai nilai jual yang tinggi.
    Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Plantae (tidak termasuk Eudicots dan Rosids) Ordo:Malvales. Famili: Dipterocarpaceae. Genus: Shorea.
    Referensi: wikipedia.org; kidnesia.com; pontianakpost.com (13/02/2004);http://www.dephut.go.id; Gambar: commons.wikimedia.org
    sumber : http://alamendah.wordpress.com/2009/10/18/pohon-tengkawang-berbuah-7-tahun-sekali/